fbpx

Alasan Osteoporosis Lebih Sering Terjadi Pada Wanita

05/09/2023

Alasan Osteoporosis Lebih Sering Terjadi Pada Wanita

Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang, menjadikannya rapuh dan lebih mudah patah. Penyakit ini mengakibatkan hilangnya massa dan kekuatan tulang, berkembang perlahan selama beberapa tahun dan seringkali baru terdiagnosis ketika terjatuh atau benturan tiba-tiba menyebabkan tulang patah. Osteoporosis sering disebut dengan istilah “silent killer”. Wanita lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan pria karena wanita memiliki tulang yang lebih kecil dan tipis dibandingkan pria, seta perubahan hormon yang terjadi saat menopause secara langsung mempengaruhi kepadatan tulang. Hormon estrogen pada wanita sangat penting untuk kesehatan tulang. Setelah menopause, kadar estrogen turun. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang secara cepat. Wanita berisiko lebih besar terkena osteoporosis jika mereka menopause dini (sebelum usia 45 tahun), pernah menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) sebelum usia 45 tahun, terutama bila ovarium juga diangkat, dan absen selama lebih dari 6 bulan akibat olahraga berlebihan atau terlalu banyak diet.

1. Osteoporosis dan wanita dewasa muda

Meskipun osteoporosis paling sering terjadi pada orang lanjut usia, penyakit ini menyerang kaum muda, termasuk wanita berusia 20-an, 30-an, dan 40-an. Istilah ‘pra-menopause’ mengacu pada wanita yang masih mengalami periode menstruasi. Meskipun wanita pra-menopause jarang menderita osteoporosis, beberapa wanita memiliki kepadatan tulang yang rendah sehingga meningkatkan kemungkinan menderita osteoporosis di kemudian hari dalam hidup mereka. Wanita muda dengan kepadatan tulang yang rendah, yang disebabkan oleh rendahnya puncak massa tulang, mempunyai peningkatan risiko terkena osteoporosis di kemudian hari. Seringkali, wanita pra-menopause menderita osteoporosis, hal ini mungkin disebabkan oleh konsumsi obat yang berkepanjangan atau kondisi medis mendasar yang menyebabkan pengeroposan tulang.

2. Osteoporosis dan menopause

Wanita pasca-menopause mempunyai risiko terbesar menderita osteoporosis dan patah tulang akibat pengeroposan tulang secara cepat yang terjadi seiring dengan dimulainya menopause. Massa tulang mencapai puncaknya pada pertengahan usia dua puluhan dan tetap stabil hingga awal menopause. Estrogen adalah hormon yang mengatur siklus reproduksi wanita. Ini juga memainkan peran penting dalam menjaga tulang tetap kuat dan sehat, baik pada wanita maupun pria. Meskipun wanita pramenopause biasanya memiliki lebih banyak estrogen dibandingkan pria, mereka cenderung mengalami penurunan produksi estrogen secara dramatis seiring dengan dimulainya menopause dan cenderung mengalami pengeroposan tulang dan osteoporosis. Wanita mempunyai peningkatan risiko osteoporosis terkait dengan kadar estrogen jika mereka, mengalami menstruasi tidak teratur atau mulai menstruasi lebih lambat dari usia normal, pasien kanker, ovariumnya telah diangkat melalui operasi, sedang mengalami menopause (mereka yang mengalami menopause pada usia dini mempunyai risiko lebih besar).

3. Mencegah Osteoporosis

Risiko terkena osteoporosis dan patah tulang akibat kerapuhan ditentukan oleh banyak faktor, beberapa di antaranya dapat diubah (misalnya nutrisi, olahraga, dan merokok) sementara yang lainnya tidak dapat diubah (misalnya usia menopause, riwayat keluarga, dan penyakit). Beberapa cara untuk memelihara tulang dan mengurangi risiko patah tulang dan osteoporosis yaitu, berolahraga secara teratur, mengidentifikasi faktor risiko seperti riwayat keluarga osteoporosis dan patah tulang, menopause dini, artritis rheumatoid, penyakit malabsorpsi, serta menghindari kebiasaan negatif seperti merokok, asupan alkohol berlebihan, mempertahankan berat badan yang sehat.

Referensi :

*National Health Service. Diakses pada 31 Agustus 2023. Osteoporosis.

*Medica Hospital. Diakses pada 31 Agustus 2023. Osteoporosis.

Mulai Percakapan
halo👋
Apakah ada yang bisa kami bantu ?